Firman Allah SWT pada Surat Al Maidah ayat 6 :
“Wahai orang yang beriman, jika kamu berdiri untuk shalat basuhlah mukamu dan kedua tanganmu hingga siku, usaplah kepalamu dan basuhlah kedua kakimu hingga mata kakimu”.
Bersuci adalah sangat khas dalam Islam.
Bukan hanya sebagai persiapan menghadap Allah SWT dalam shalat saja wudhu merupakan sarana tersendiri dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT karena shalat menempati posisi penting dalam ritual maka wudhu pun bukan hal yang sepele.
Bersuci merangkum dua hal sekaligus : suci zhahir dan bathin. Ketika membasuh muka, tangan, telinga dan kaki, kita membersihkan anggota kita dari kotoran dan najis.
Secara bathin tersapu pula kotoran dalam penglihatan, langkah kaki, kerja tangan dan pendengaran.
Mungkinkah dengan wudhu kita suci zhahir dan bathin ?
Rasulullah SAW menjawab pertanyaan kita itu :
“Siapa yang menyempurnakan wudhunya, maka keluarlah semua dosa dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya “ (HR. Muslim)
Menyempurnakan wudhu berarti sempurna dalam niat mensucikan zhahir dan bathin, wudhu secara tertib menggunakan air yang suci dan mensucikan. Kotoran tidak tertinggal ditubuh, difikiran, mata dan pendengaran serta perbuatan.
Setidaknya lima kali kita berwudhu, dan sesuai pula dengan olah jasmani dan rohani selama 24 jam kita pun diwajibkan pula berada di pos-pos suci minimal lima kali.
Dalam rentang antara pos-pos suci itulah jasad dan roh kita berdinamika, bersentuhan dengan nilai-nilai rohaniah, sementara iman kita kadang-kadang menggembung dan mengempis. Maka fikiran jahat pun sadar atau tidak bermain-main.
Ada kalanya bisa kita cegah namun lebih banyak yang kita laksanakan. Maka wudhu berfungsi sebagai pos dan sarana recleaning dalam dinamika itu, membersihkan dan menyejukkan mengajak kita kembali kepada keselarasan fitrah.
Marilah kita ikuti dan cermati kisah Rasulullah SAW berikut :
“ Bagaimana pendapatmu jika orang memiliki kuda yang belang putih dimuka dan kakinya, dan kuda itu berada ditengah kuda yang seluruhnya hitam, tidakkah mudah mengenalinya ?”
Jawab sahabat : “Benar ya Rasulullah “
Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Maka ummatku akan datang pada hari kiamat nanti dengan muka dan kakinya yang bercahaya karena akibat bekas wudhu, dan akulah yang akan membimbing mereka nanti ketelaga surga “ (HR. Muslim).
“Wahai orang yang beriman, jika kamu berdiri untuk shalat basuhlah mukamu dan kedua tanganmu hingga siku, usaplah kepalamu dan basuhlah kedua kakimu hingga mata kakimu”.
Bersuci adalah sangat khas dalam Islam.
Bukan hanya sebagai persiapan menghadap Allah SWT dalam shalat saja wudhu merupakan sarana tersendiri dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT karena shalat menempati posisi penting dalam ritual maka wudhu pun bukan hal yang sepele.
Bersuci merangkum dua hal sekaligus : suci zhahir dan bathin. Ketika membasuh muka, tangan, telinga dan kaki, kita membersihkan anggota kita dari kotoran dan najis.
Secara bathin tersapu pula kotoran dalam penglihatan, langkah kaki, kerja tangan dan pendengaran.
Mungkinkah dengan wudhu kita suci zhahir dan bathin ?
Rasulullah SAW menjawab pertanyaan kita itu :
“Siapa yang menyempurnakan wudhunya, maka keluarlah semua dosa dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya “ (HR. Muslim)
Menyempurnakan wudhu berarti sempurna dalam niat mensucikan zhahir dan bathin, wudhu secara tertib menggunakan air yang suci dan mensucikan. Kotoran tidak tertinggal ditubuh, difikiran, mata dan pendengaran serta perbuatan.
Setidaknya lima kali kita berwudhu, dan sesuai pula dengan olah jasmani dan rohani selama 24 jam kita pun diwajibkan pula berada di pos-pos suci minimal lima kali.
Dalam rentang antara pos-pos suci itulah jasad dan roh kita berdinamika, bersentuhan dengan nilai-nilai rohaniah, sementara iman kita kadang-kadang menggembung dan mengempis. Maka fikiran jahat pun sadar atau tidak bermain-main.
Ada kalanya bisa kita cegah namun lebih banyak yang kita laksanakan. Maka wudhu berfungsi sebagai pos dan sarana recleaning dalam dinamika itu, membersihkan dan menyejukkan mengajak kita kembali kepada keselarasan fitrah.
Marilah kita ikuti dan cermati kisah Rasulullah SAW berikut :
“ Bagaimana pendapatmu jika orang memiliki kuda yang belang putih dimuka dan kakinya, dan kuda itu berada ditengah kuda yang seluruhnya hitam, tidakkah mudah mengenalinya ?”
Jawab sahabat : “Benar ya Rasulullah “
Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Maka ummatku akan datang pada hari kiamat nanti dengan muka dan kakinya yang bercahaya karena akibat bekas wudhu, dan akulah yang akan membimbing mereka nanti ketelaga surga “ (HR. Muslim).