28 Oktober 2008

ALTERNATIF DIAM TAFAKKUR


Sabda Nabi SAW : “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Kiamat, maka hendaklah berkata yang baik atau (kalau tidak) diamlah” (HR. Bukhari)
Hadist tersebut menganjurkan kepada ummat yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, agar berkata yang lembut dan sejuk dan bila tidak maka hendaklah diam, maksudnya janganlah bicara.

Dengan diam, kita belajar menyaring kata, menakar ucapan dan menyampaikan kata sesuai porsi dan keperluannya, dan sekiranya kita harus juga mengeluarkan kata-kata maka sebaiknya sederet kalimat yang kita ucapkan telah disaring menjadi sebuah ungkapan yang benar-benar berfaedah dan bermanfaat bagi sesama, begitu pula dalam bersenda gurau. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjadi penutur yang baik, tapi juga pendengar yang baik.

Sebuah ungkapan “Lidah itu lebih tajam dari ujung pedang”, barangkali sebuah ujung pedang belumlah memadai untuk melukiskan betapa perihnya sebuah luka akibat tusukan lidah. Maklumlah karena lidah tidak bertulang, demikian ungkapan zaman baheula.

Begitulah betapa tutur kata yang keluar dari sepotong lidah bisa lebih menyakitkan ketimbang benda-benda tajam lainnya. Ia bukan sekedar sebaris kalimat yang meuncur dari mulut kita, lalu hilang begitu saja bersama angin.

Tetapi juga sederet makna dan pesan yang bisa ditangkap oleh setiap orang dengan segala tafsirnya, dan kemudian ia menyelinap kedalam sanubari sang pendengar. Dengan demikian ada yang mendengar menjadi terluka karena kata-kata yang kita sampaikan tetapi ada pula yang merasa dibahagiakan.

Persoalannya kita tidak tahu, apakah kata yang kita ucapkan itu menyakitkan atau meneduhkan. Kata-kata itu keluar begitu saja, entah dalam perbincangan sehari-hari, diskusi atau pun dalam sekedar senda gurau belaka.

Bagi kita yang bertutur mungkin tidak menjadi masalah namun belum tentu bagi orang yang mendengar. Bagi mereka, sejumlah kata yang melukai akan memiliki pengaruh yang luar biasa.
Mulai dari orang yang menerimanya dengan tangis, merasa terhina, rasa marah serta dendam hingga sampai kepada pembunuhan sekalipun.

Demikianlah bahwa kejahatan lidah lebih berbisa dari sekedar bisa ular dan ia bahkan menjadi tempat segala keburukan bermuara.

Oleh karena itu janganlah lengah soal lidah, sebab ia bagaikan seekor hewan yang buas dan berbahaya yang mangsa pertamanya adalah pemiliknya sendiri. Tutuplah pintu omonganmu sekuat-kuatnya dan jangan membukanya kecuali jika harus membukanya.

Maka dengan demikian kita bisa menjadi penutur yang baik dan jika tidak maka bersiaplah memasuki pintu neraka.


2 komentar:

Raja Marzuqi mengatakan...

ASSALAM ALAIKUM ...salam ukhwah

Anonim mengatakan...

Assalam Alaikum...Salam ukhwah

Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia kedalam surga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya
(HR Al Bazzar)


Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
(Bukhari & muslim)


Semua manusia (anak Adam) itu melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan itu ialah orang-orang yang suka bertaubat.
(Turmudzi dan Ibn Majah)


Orang mukmin itu adalah menjadi saudara sesama mukmin, karena itu janganlah meninggalkan memberi nasehat dalam segala hal
(Ibn Najjar)


Rasulullah SAW : Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak menerima amal perbuatan tanpa iman
(Atthabrani)


Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak akan dikasihi dan tidak disayangi Allah

Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina
(Riwayat Nasaii, ibn Khuzaimah dan Hibban)


Pekerjaan yang sangat disukai Allah ialahmengerjakan shalat tepat pada waktunya, sesudah itu berbakti kepada ibu bapak, sesudah itu ebrjihad menehakkan agama Allah
(Bukhari dan Muslim)


Rasulullah SAW : Ucapan yang paling benar adalah Al Qur'an (Kitabullah), dan sebaik-baik jalan hidup adalah jalan hidup Nabi Muhammad SAW
(Muslim)


Amal yang paling disenangi oleh Allah ialah amal yang terus-menerus dikerjakan, walaupun sedikit.
(Bukhari dan Muslim)


Rasulullah bersabda : "Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia, ialah pahala bagi apa yang dikerjakannya.Maka barangsiapa (niat) hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah karena Allah dan Rasul-Nya
(Imam Bukhari)


Abu Hurairah : Sabda Rasulullah: Allah berfirman : Apabila hambaKu mengingatku dalam dirinya, maka Akupun akan mengingatnya dalam diriKu
(Muslim)